Peduli Masalah Sampah, Ini Sederet Inisiatif untuk Jaga Hijaunya Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sampah plastik masih menjadi salah satu permasalahan lingkungan di Indonesia hingga saat ini.
Berdasarkan data The World Bank 2021, Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahun. Sementara sebanyak 4,9 juta ton sampah plastik tidak dikelola secara tepat.
Prihatin akan hal tersebut, Grup Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto) melakukan berbagai upaya guna mengurangi permasalahan sampah plastik. Di internal perusahaan, Ajinomoto mengedukasi para health provider (sebutan bagi para karyawan) untuk memilah sampah.
Sementara untuk eksternal, melalui brand Masako, AJI-NO-MOTO, dan Sajiku, perusahaan ini juga memiliki inisiatif pengurangan sampah plastik dengan menekan angka penggunaan material plastik pada setiap kemasan. Selain itu, Ajinomoto terus berinovasi sekaligus berkomitmen mendukung pemerintah dalam menanggulangi sampah dengan meluncurkan fasilitas waste station.
“Untuk internal karyawan, kami meningkatkan literasi dan pengetahuan health provider tentang berbagai upaya pengurangan dampak lingkungan yang dilakukan perusahaan, supaya karyawan kami selain bisa berkontribusi mengurangi dampak kerusakan lingkungan, juga dapat menjelaskan kembali kepada komunitas yang lebih luas sebagai Health provider for The Earth,” kata Grant Senjaya, Head of Public Relations Dept PT Ajinomoto Indonesia melalui keterangan pers belum lama ini.
Ajinomoto melalui brand AJI-NO-MOTO ingin mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik di kemasannya, Masako sejumlah 8,4% dalam setiap kemasan 8,5 gr, dan Sajiku sebanyak 9,5% di setiap kemasannya.
"Kemudian, kami juga menyediakan fasilitas waste station, berkolaborasi dengan Rekosistem yang merupakan salah satu perusahaan start-up daur ulang di Indonesia, yang dalam penerapannya didukung oleh platform berbasis android dan ios. Platform ini sangat mudah digunakan oleh masyarakat untuk penyetoran sampah," ujar Grant.
Selain itu, pabrik Ajinomoto di Karawang dan Mojokerto juga turut mengurangi sampah domestik yang dihasilkan dari pembuangan hasil produksi dan sisa makanan kantin. Di pabrik Karawang, limbah domestik hasil produksi dan sisa makanan kantin diolah kembali untuk dijadikan pakan ternak, bekerja sama dengan PT Ray Hikmah Jaya (RHJ) Feed Mill.
Di Pabrik Mojokerto, limbah domestik hasil produksi dan sisa makanan kantin diolah kembali untuk dijadikan berbagai produk samping (co-products) seperti FML & TRITAN, yang dapat dijadikan alternatif nutrisi untuk pakan ternak.
Menuju tahun 2030, Ajinomoto mempunyai dua tujuan besar, yaitu meningkatkan kualitas dan harapan hidup sehat keluarga Indonesia serta mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan. Untuk merealiasikan komitmen tersebut, Grup Ajinomoto Indonesia juga sedang meningkatkan literasi dan pengetahuan seluruh karyawan untuk dijadikan health provider.
Lihat Juga: Perkuat Komitmen untuk Tangani Permasalahan Sampah Plastik di Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Berdasarkan data The World Bank 2021, Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahun. Sementara sebanyak 4,9 juta ton sampah plastik tidak dikelola secara tepat.
Prihatin akan hal tersebut, Grup Ajinomoto Indonesia (Ajinomoto) melakukan berbagai upaya guna mengurangi permasalahan sampah plastik. Di internal perusahaan, Ajinomoto mengedukasi para health provider (sebutan bagi para karyawan) untuk memilah sampah.
Sementara untuk eksternal, melalui brand Masako, AJI-NO-MOTO, dan Sajiku, perusahaan ini juga memiliki inisiatif pengurangan sampah plastik dengan menekan angka penggunaan material plastik pada setiap kemasan. Selain itu, Ajinomoto terus berinovasi sekaligus berkomitmen mendukung pemerintah dalam menanggulangi sampah dengan meluncurkan fasilitas waste station.
“Untuk internal karyawan, kami meningkatkan literasi dan pengetahuan health provider tentang berbagai upaya pengurangan dampak lingkungan yang dilakukan perusahaan, supaya karyawan kami selain bisa berkontribusi mengurangi dampak kerusakan lingkungan, juga dapat menjelaskan kembali kepada komunitas yang lebih luas sebagai Health provider for The Earth,” kata Grant Senjaya, Head of Public Relations Dept PT Ajinomoto Indonesia melalui keterangan pers belum lama ini.
Ajinomoto melalui brand AJI-NO-MOTO ingin mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik di kemasannya, Masako sejumlah 8,4% dalam setiap kemasan 8,5 gr, dan Sajiku sebanyak 9,5% di setiap kemasannya.
"Kemudian, kami juga menyediakan fasilitas waste station, berkolaborasi dengan Rekosistem yang merupakan salah satu perusahaan start-up daur ulang di Indonesia, yang dalam penerapannya didukung oleh platform berbasis android dan ios. Platform ini sangat mudah digunakan oleh masyarakat untuk penyetoran sampah," ujar Grant.
Selain itu, pabrik Ajinomoto di Karawang dan Mojokerto juga turut mengurangi sampah domestik yang dihasilkan dari pembuangan hasil produksi dan sisa makanan kantin. Di pabrik Karawang, limbah domestik hasil produksi dan sisa makanan kantin diolah kembali untuk dijadikan pakan ternak, bekerja sama dengan PT Ray Hikmah Jaya (RHJ) Feed Mill.
Di Pabrik Mojokerto, limbah domestik hasil produksi dan sisa makanan kantin diolah kembali untuk dijadikan berbagai produk samping (co-products) seperti FML & TRITAN, yang dapat dijadikan alternatif nutrisi untuk pakan ternak.
Menuju tahun 2030, Ajinomoto mempunyai dua tujuan besar, yaitu meningkatkan kualitas dan harapan hidup sehat keluarga Indonesia serta mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan. Untuk merealiasikan komitmen tersebut, Grup Ajinomoto Indonesia juga sedang meningkatkan literasi dan pengetahuan seluruh karyawan untuk dijadikan health provider.
Lihat Juga: Perkuat Komitmen untuk Tangani Permasalahan Sampah Plastik di Hari Lingkungan Hidup Sedunia
(tsa)